Hilangnya Keperjakaanku (Bagian 3)



Sekaligus pelajaran pertama buat Dimas." kata tante Nini.Tanpa ada memikir lagi, saya mulai dekatkan mukaku ke muka tante Nini. Tante Nini selanjutnya pejamkan matanya. Pertama kalinya saya cuma tempelkan bibirku ke bibir tante Nini. Tante Nini diam sesaat, selang beberapa saat bibirnya mulai melumat-lumat bibirku perlahan. Saya mulai merasai bibirku mulai basah oleh air liur tante Nini. Berbau wine merah pernah tercium di hidungku. Saya juga tidak ingin kalah, saya berupaya menyainginya dengan membalas lumatan bibir tante Nini. Maklum ini baru pertama, jadi saya berkesan seperti anak kecil yang sedang melumat-lumat ice krim. Selang sesaat, saya terkejut dengan tingkah baru tante Nini. Tante Nini dengan serempak menjulurkan lidahnya masuk ke mulutku. Anehnya saya tidak berasa jijik benar-benar, justru suka dibuatnya.

Saya dapatkan lidahku dengan lidah tante Nini, serta sekarang lidah kami selanjutnya sama-sama berperang di mulutku serta kadang juga di mulut tante Nini. Kami sama-sama berciuman bibir serta lidah kira-kira 5 menit lamanya. Nafasku telah tidak karuan, dah kupingku panas dibuatnya. Tante Nini seolah-olah nikmati benar ciuman ini. Nafas tante Nini juga masih teratur, tidak ada sinyal sedikitpun jika ia terangsang. "Cukup dahulu. Mari kita sambung lagi pokernya" ajak tante Nini. Saya mulai mengocok kartunya, serta pikiranku masih teringat waktu kita berciuman. Saya ingin satu kali lagi mencium bibir lembutnya. Kesempatan ini saya menang, serta jelas saja saya minta porsi satu kali lagi berciuman dengannya. Tante Nini menurut saja dengan permintaanku ini, serta kami juga sama-sama berciuman lagi. Tetapi kesempatan ini cuma seputar 2 atau 3 menit saja."Sudah ah, jangan ciuman terus dong. Nanti Dimas jemu ama tante." guraunya."Masih belon jemu tante.


Rupanya asyik yah ciuman." jawabku."Kalau ciuman terus kurang asyik, kalau ingin sich …" hebat tante Nini selanjutnya terputus. Kalimat tante Nini ini masih menggantung buatku, seolah-olah ia ingin menjelaskan suatu hal yang menurutku penting. Saya terbayang-bayang untuk bermain ‘gila' dengan tante Nini malam itu. Saya makin berani serta jadi sedikit tidak tahu diri. Saya punyai perasaan kalau tante Nini menyengaja untuk mengalah dalam bermain poker malam itu. Jelas saja saya menang lagi kesempatan ini. Saya telah keburu oleh nafsuku sendiri, serta saya benar-benar manfaatkan keadaan yang sedang berjalan. "Dimas menang lagi tuch. Jangan meminta ciuman lagi yah. Lainnya dong …" sambut tante Nini sekalian merayu."Hmm … apa yah." pikirku sesaat."Gini saja, Dimas ingin emut-emut susu tante Nini." jawabku tidak tahu malu.

Rupanya muka tante Nini tidak terlihat terkejut atau geram, justru balik tersenyum kepadaku sekalian mengatakan "Telah tante terka apakah yang berada di dalam pemikiran kamu, Dimas.". "Bisa kan tante?!" tanyaku ingin tahu. Tante Nini cuma mengangguk tanda-tanda sepakat. Selanjutnya saya dekatkan mukaku ke payudara samping kanan tante Nini. Berbau minyak wangi harum yang melekat di badannya tercium jelas di hidungku. Tanpa ada ragu-ragu saya mulai mengulum puting susu tante Nini secara halus. Ke-2 telapak tanganku berdasar mantap di atas karpet ruangan tamu tante Nini, memberi dasar kuat supaya mukaku masih bebas mencari payudara tante Nini. AKu kulum berganti-gantian puting kanan serta puting kiri-nya. Kuluman yang tante Nini peroleh dariku memberi sensasi pada badan tante Nini.

Ia terlihat nikmati tiap hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas tante Nini perlahan makin mengincar, serta terdengar desahan dari mulutnya. Sekarang saya dapat pastikan jika tante Nini sekarang ini sedang terangsang atau arti modern-nya ‘horny'. "Dimasss … kamu nakal sekali sich! … haahhh … Tante kamu apain?" bisik tante Nini dengan suara terputus-putus. Saya tidak menggubris beberapa kata tante Nini, tetapi justru makin semangat mainkan ke-2 puting susunya. Tante Nini tidak memberi perlawanan sedikitpun, justru seakan-akan seperti memberi lampu hijau kepadaku untuk lakukan beberapa hal yang tidak pantas pada dianya. Saya coba menggerakkan badan tante Nini perlahan supaya ia terbujur di atas karpet. Rupanya tante Nini tidak meredam/menampik, serta tante Nini cuma pasrah saja.

Sesudah badannya terbujur di atas karpet, saya hentikan gempuran gerilyaku pada payudara tante Nini. Saya perlahan menciumi leher tante Nini, serta oh my, wangi benar leher tante Nini. Tante Nini pejamkan ke-2 matanya, serta tidak berhenti-hentinya mendesah. Saya jilat lembut ke-2 telinganya, memberi sensasi serta getaran yang lain pada badannya. Saya tidak pahami kenapa malam itu saya seolah-olah tahu apa yang perlu saya kerjakan, walau sebenarnya ini baru pertama-tama seumur hidupku hadapi situasi semacam ini. Selanjutnya saya melandaskan kembali lagi bibirku di atas bibir tante Nini, serta kami kembali lagi berciuman mesra sekalian berperang lidah di mulutku serta kadang di mulut tante Nini. Tanganku tidak tinggal diam. Telapak tangan kiriku jadi bantal untuk kepala belakang tante Nini, sedang tangan kananku meremas- remas payudara kiri tante Nini. Badan tante Nini seperti cacing kepanasan. Nafasnya terengah-engah, serta ia tidak fokus lagi berciuman denganku.

Tanpa ada dikasih komando, tante Nini mendadak melepas celana dalamnya sendiri. Kemungkinan karena sangat ‘horny'-nya, otak tante Nini memberi instinct bawah sadar padanya untuk selekasnya melepas celana dalamnya. Saya ingin sekali lihat kemaluan tante Nini waktu itu, tetapi tante Nini mendadak menarik tangan kananku untuk datang di kemaluannya. "Alamak …", pikirku terkejut. Rupanya kemaluan/ memek tante Nini mulus sekali. Rupanya semua bulu jembut tante Nini dicukur setelah olehnya. Ia membimbing jemari tengahku untuk mainkan daging mungil yang mencolok di memeknya. Beberapa pembaca tentu tahu nama daging mungil ini yang saya tujuankan itu. Pada umumnya daging mungil itu diberi nama biji itil. Saya putar-putar itil tante Nini berotasi searah jarum jam atau bersimpangan arah jarum jam. Sekarang memek tante Nini mulai basah serta licin."Dimasss … kamu yah … aaahhhh … kok berani ama tante?" bertanya tante Nini terengah-engah.

"Kan tante yang suruh tangan Dimas kesini?" jawabku."Waktu sichhh … tante lupa … aahhh Dimasss … Dimasss … kamu kok nakal?" bertanya tante Nini lagi."Nakal tetapi tante akan senang kan?" candaku gemas dengan tingkah tante Nini."Iyaaa … nakalin tante pleasee …" suara tante Nini mulai serak-serak basah.Saya masih mainkan itil tante Nini, serta ini membuat makin menggeliat hebat. Selang beberapa saat tante Nini menjerit kencang seolah-olah berlangsung gempa bumi saja. Badannya mengejang serta kuku-kuku jarinya pernah mencakar bahuku. Untung saja tante Nini bukan type wanita yang menyukai menjaga kuku panjang, jadi cakaran tante Nini tidak sakit bagiku. "Dimasss … tante datangggg uhhh oohhh …" erang tante Nini. Saya yang masih tetap hijau saat itu kurang pahami apa makna kata ‘datang' saat itu. Yang tentu sesudah menjelaskan kalimat itu, badan tante Nini lemas serta nafasnya terengah-engah. Dengan tanpa ada diberi aba-aba, saya terlepas celana dalamku yang masih tetap saja melekat. Saya telah lupa semenjak kapan tangkai penisku tegak. Narasi Dewasa Tante

Saya siap nikmati badan tante Nini, tetapi sedikit sangsi, sebab takut akan tidak diterima oleh tante Nini. Keragu-raguanku ini bisa dibaca oleh tante Nini. Dengan lembutnya tante Nini mengatakan, "Dimas, kalau ingin tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelon hasrat tante habis. Tuch simak kontol Dimas dah tegak seperti besi. Sini tante pegang apa dah panas.". Saya berupaya ambil tempat di atas badan tante. Style bercinta traditional. Perlahan kuarahkan tangkai penisku ke mulut vagina tante Nini, serta kucoba dorong penisku perlahan. Rupanya tidak susah tembus pintu kesenangan punya tante Nini. Kecuali kemungkinan sebab basahnya dinding-dinding memek tante Nini yang memuluskan jalan masuk penisku, sebab kemungkinan telah berapa tangkai penis yang sudah masuk di sana."Uhhh … ohhh … Dimasss … ahhh …" desah tante Nini. Saya coba mengocok-kocok memek tante Nini dengan penisku dengan memaju-mundurkan pinggulku.

Tante Nini nampak makin ‘horny', serta mendesah tidak karuan. "Dimasss … Dimasss … aduhhh Dimasss … geliiii tante … uhhh … ohhhh …" desah tante Nini. Di waktu saya sedang asyik meningkatkan badan tante Nini, mendadak saya disadarkan oleh keinginan tante Nini, hingga saya stop sesaat."Dimasss … kamu dah ingin keluar belum … " bertanya tante Nini."Belon sich tante … kemungkinan sesaat lagi …" jawabku serius."Kelak dikeluarin di luar yah, jangan di.Tante kemungkinan lagi subur saat ini, serta tante lupa suruh kamu pakai pengaman. Lagian tante tidak punyai stok pengaman saat ini. Jadi jangan dikeluarin di yah." pinta tante Nini."Beres tante." jawabku."Ok deh … saat ini jangan diam … goyangin lagi dong …" gurau tante Nini genit.

Tanpa ada tunda beberapa waktu lagi, saya teruskan kembali lagi permainan kami. Saya dapat merasai memek tante Nini makin basah saja, serta saya juga dapat lihat bintik-bintik lendir putih di seputar bulu jembutku. Saya mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka serta telingaku panas. Tante Nini juga sama. Suara erangan serta desahan-nya semakin terdengar panas saja di telingaku. Saya tidak mengetahui jika saya telah berlomba dengan tante Nini 20 menit lama-nya. Pertanda akan ada suatu hal yang akan keluar dari penisku makin merapat saja. "Dimasss … ampunnn Dimasss … kontolnya kok seperti besi saja … tidak ada lemasnya dari tadi… tante geliii sekali nihhh …" kata tante Nini. "Tante … Dimasss dah sampai ujung nih …" kataku sekalian percepat goyangan pinggulku.

Puting tante Nini makin nampak muncul melawan, serta ke-2 payudara juga nampak mengeras. Saya dekatkan mukaku ke muka tante Nini, serta bibir kami sama-sama berciuman. Saya julur-julurkan lidahku ke mulutnya, serta lidah kami sama-sama berperang di. Tempat bercinta kami tidak beralih semenjak barusan. Posisiku masih di atas badan tante Nini. Saya mempercepat kocokan penisku di memek tante Nini. Tante Nini telah menjerit-jerit serta meracau tidak karuan saja. "Dimasss … tante datangggg … uhhh …ahhhhhh …" jerit tante Nini sekalian memeluk erat badanku. Ini tanda-tanda tante Nini sudah ‘orgasme'. Saya juga sama, lahar panas dari dalam penisku siap akan menyembur keluar. Saya masih ingat pesan tante Nini supaya spermaku dilepaskan di luar memek tante Nini "Tante … Dimassss datangggg …" jeritku cemas.

Kutarik penisku dari dalam memek tante Nini, serta penisku memuncratkan spermanya di perut tante Nini. Karena sangat kencangnya, semburan spermaku sampai di dada serta leher tante Nini. "Ahhh … ahhhh … ahhhh …" suara jeritan kenikmatanku. "Idihhh … kamu kecil-kecil tetapi spermanya banyak bangettt sich …" gurau tante Nini. Saya cuma tersenyum saja. Saya tidak pernah memberi komentar gurauan tante Nini. Sesudah semua sperma sudah tumpah keluar, saya merebahkan badanku di samping badan tante Nini. Kepalaku masih teriang-iang serta nafasku belum juga konstan. Mataku lihat ke langit- langit apartment tante Nini. Saya barusan nikmati yang namanya surga dunia. Tante Nini selanjutnya memelukku manja dengan tempat kepalanya di atas dadaku. Berbau harum rambutnya tercium oleh hidungku.

"Dimas senang tidak?" bertanya tante Nini."Bukan senang lagi tante … tetapi Dimas seperti barusan masuk dalam surga" jawabku."Memang memek tante surga yah?" gurau tante Nini."Bisa dikata demikian." jawabku yakin diri."Kalau tante senang tidak?" tanyaku ingin tahu."Hmmm … coba kamu pikirkan sendiri saja … yang tentu memek tante saat ini masih berdenyut-denyut rasa-rasanya. Diapain memang ama Dimas?" bertanya tante Nini manja. "Anuu … Dimas kasih sang Dimas Junior … tuch tante simak jembut Dimas banyak bintik-bintik lendir. Itu punyai dari memek tante tuch. Banjir keluar barusan." kataku."Idihhh … tidak mungkin …" bela tante Nini sekalian mencubit penisku yang telah mulai lemah."Dimas sering-sering tiba ke rumah tante saja. Kelak kita main poker lagi. Ingin kan?" pinta tante Nini. "Sippp tante." jawabku serempak girang. Malam itu saya nginap di dalam rumah tante Nini. Esok harinya saya langsung pulang ke rumah.



Ia sempat bercerita kepadaku mengenai rahasia awet muda bintang film Hollywood tersohor namanya Elizabeth Taylor, yah jawabannya cuma singkat saja yakni sex serta diet yang teratur. Tante Nini paling senang ‘bermain' tanpa ada kondom. Tetapi ia juga tidak mau menggunakan skema pil untuk alat kontrasepsi sebab ia pernah alergi waktu pertama coba minum pil kontrasepsi. Jadi di waktu subur, saya diwajibkan menggunakan kondom. Di waktu sesudah usai waktu menstruasinya, ini ialah waktu dimana kondom bisa dilalaikan untuk sesaat dahulu serta saya dapat sepuasnya berejakulasi di memeknya. Jika di waktu subur serta saya/tante Nini lupa menyetok kondom, kita masih nekat bermain tanpa ada kondom dengan berejakulasi di luar (walau ini riskan kehamilannya tinggi ). Jalinan gelap ini pernah berjalan nyaris 4 tahun lamanya. Saya pernah mempunyai perasaan cinta pada tante Nini.


Bergantung dari mood kami semasing. Tante Nini sampai saat ini masih single. Saya untuk sesaat ini masih single. Saya putus dengan pacarku seputar enam bulan lalu. Semenjak putus dengan pacarku, tante Nini pernah jadi pelarianku, khususnya pelarian sex. Sebetulnya ini tidak betul serta kasihan tante Nini, tetapi tante Nini seperti pahami perilaku lelaki yang sedang patah hati pasti cari seorang pelarian. Jadi tante Nini belum pernah berasa jika ia ialah pelarianku, tetapi untuk seorang rekan yang ingin menolong meringkankan beban perasaan temannya.

Popular posts from this blog

Rela Di Genjot